Investasi Masa Depan

Ketika Adzan menyapamu

Ketika adzan subuh menyapamu, yakinlah ALLAH sedang merindukan jiwamu,,ketika kau sujud tersungkur, yakinlah bahwa ALLAH sedang membelai hatimu,,ketika fajar menyambut,yakinlah bahwa ALLAH sedang tersenyum padamu..Percayalah, pagi ini dan setiap detiknya, IA tak pernah berheni menyayangi kita. Pertanyaannya : apa yang sudah kita lakukan untuk membalas cintaNYA?

Apakah Mereka Tidak Memperhatikan Unta

Harun Yahya


Lima puluh lima derajat celcius adalah suhu yang membakar. Itulah cuaca panas di gurun pasir, daerah yang tampak tak bertepi dan terhampar luas hingga di kejauhan. Di sini terdapat badai pasir yang menelan apa saja yang dilaluinya, dan yang sangat mengganggu pernafasan.

Padang pasir berarti kematian yang tak terelakkan bagi seseorang tanpa pelindung yang terperangkap di dalamnya. Hanya kendaraan yang secara khusus dibuat untuk tujuan ini saja yang dapat bertahan dalam kondisi gurun ini.

Kendaraan apapun yang berjalan di kondisi yang panas menyengat di gurun pasir, harus didesain untuk mampu menahan panas dan terpaan badai pasir. Selain itu, ia harus mampu berjalan jauh, dengan sedikit bahan bakar dan sedikit air. Mesin yang paling mampu menahan kondisi sulit ini bukanlah kendaraan bermesin, melainkan seekor binatang, yakni unta.

Unta telah membantu manusia yang hidup di gurun pasir sepanjang sejarah, dan telah menjadi simbol bagi kehidupan di gurun pasir. Panas gurun pasir sungguh mematikan bagi makhluk lain. Selain sejumlah kecil serangga, reptil dan beberapa binatang kecil lainnya, tak ada binatang yang mampu hidup di sana. Unta adalah satu-satunya binatang besar yang dapat hidup di sana. Allah telah menciptakannya secara khusus untuk hidup di padang pasir, dan untuk melayani kehidupan manusia. Allah mengarahkan perhatian kita pada penciptaan unta dalam ayat berikut: Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana ia diciptakan. (QS. Al-Ghaasyiyah, 88:17)

Jika kita amati bagaimana unta diciptakan, kita akan menyaksikan bahwa setiap bagian terkecil darinya adalah keajaiban penciptaan. Yang sangat dibutuhkan pada kondisi panas membakar di gurun adalah minum, tapi sulit untuk menemukan air di sini. Menemukan sesuatu yang dapat dimakan di hamparan pasir tak bertepi juga tampak mustahil. Jadi, binatang yang hidup di sini harus mampu menahan lapar dan haus, dan unta telah diciptakan dengan kemampuan ini.

Unta dapat bertahan hidup hingga delapan hari pada suhu lima puluh derajat tanpa makan atau minum. Ketika unta yang mampu berjalan tanpa minum dalam waktu lama ini menemukan sumber air, ia akan menyimpannya. Unta mampu meminum air sebanyak sepertiga berat badannya dalam waktu sepuluh menit. Ini berarti seratus tiga puluh liter dalam sekali minum; dan tempat penyimpanannya adalah punuk. Sekitar empat puluh kilogram lemak tersimpan di sini. Hal ini menjadikan unta mampu berjalan berhari-hari di gurun pasir tanpa makan apapun.

Kebanyakan makanan di gurun pasir adalah kering dan berduri. Namun sistem pencernaan pada unta telah diciptakan sesuai dengan kondisi yang sulit. Gigi dan mulut binatang ini telah dirancang untuk memungkinkannya memakan duri tajam dengan mudah. Perutnya memiliki desain khusus sehingga cukup kuat mencerna hampir semua tumbuhan di gurun pasir.

Angin gurun yang muncul tiba-tiba biasanya menjadi pertanda kedatangan badai pasir. Butiran pasir menyesakkan napas dan membutakan mata. Tapi Allah telah menciptakan sistem perlindungan khusus pada unta sehingga ia mampu bertahan terhadap kondisi sulit ini. Kelopak mata unta melindungi matanya dari dari debu dan butiran pasir. Namun, kelopak mata ini juga transparan atau tembus cahaya, sehingga unta tetap dapat melihat meskipun dengan mata tertutup. Bulu matanya yang panjang dan tebal khusus diciptakan untuk mencegah masuknya debu ke dalam mata. Terdapat pula desain khusus pada hidung unta. Ketika badai pasir menerpa, ia menutup hidungnya dengan penutup khusus.

Salah satu bahaya terbesar bagi kendaraan yang berjalan di gurun pasir adalah terperosok ke dalam pasir. Tapi ini tidak terjadi pada unta, sekalipun ia membawa muatan seberat ratusan kilogram, karena kakinya diciptakan khusus untuk berjalan di atas pasir. Telapak kaki yang lebar menahannya dari tenggelam ke dalam pasir, dan berfungsi seperti pada sepatu salju. Kaki yang panjang menjauhkan tubuhnya dari permukaan pasir yang panas membakar di bawahnya. Tubuh unta tertutupi rambut lebat dan tebal. Ini melindunginya dari sengatan sinar matahari dan suhu padang pasir yang dingin membeku setelah matahari terbenam.

Beberapa bagian tubuhnya tertutupi sejumlah lapisan kulit pelindung yang tebal. Lapisan-lapisan tebal ini ditempatkan di bagian-bagian tertentu yang bersentuhan dengan permukaan tanah saat ia duduk di pasir yang amat panas. Ini mencegah kulit unta agar tidak terbakar. Lapisan tebal kulit ini tidaklah tumbuh dan terbentuk perlahan-lahan; tapi unta memang terlahir demikian. Desain khusus ini memperlihatkan kesempurnaan penciptaan unta.

Marilah kita renungkan semua ciri unta yang telah kita saksikan. Sistem khusus yang memungkinkannya menahan haus, punuk yang memungkinkannya bepergian tanpa makan, struktur kaki yang menahannya dari tenggelam ke dalam pasir, kelopak mata yang tembus cahaya, bulu mata yang melindungi matanya dari pasir, hidung yang dilengkapi desain khusus antibadai pasir, struktur mulut, bibir dan gigi yang memungkinkannya memakan duri dan tumbuhan gurun pasir, sistem pencernaan yang dapat mencerna hampir semua benda apapun, lapisan tebal khusus yang melindungi kulitnya dari pasir panas membakar, serta rambut permukaan kulit yang khusus dirancang untuk melindunginya dari panas dan dingin.

Tak satupun dari ini semua dapat dijelaskan oleh logika teori evolusi, dan kesemuanya ini menyatakan satu kebenaran yang nyata: Unta telah diciptakan secara khusus oleh Allah untuk hidup di padang pasir, dan untuk membantu kehidupan manusia di tempat ini.

Begitulah, kebesaran Allah dan keagungan ciptaan-Nya tampak nyata di segenap penjuru alam ini, dan Pengetahuan Allah meliputi segala sesuatu. Allah menyatakan hal ini dalam ayat Alquran: Sesungguhnya, Tuhanmu hanyalah Allah, yang tidak ada Tuhan selain Dia. PengetahuanNya meliputi segala sesuatu. (QS. Thaahaa, 20:98)

Kekuatan Ikhlas

Ikhlas adalah melakukan amal, baik perkataan maupun perbuatan ditujukan untuk Allah semata. Alquran menyuruh kita ikhlas (QS Yunus [10]: 105). Rasul SAW mengingatkan, ''Allah tidak menerima amal kecuali apabila dilaksanakan dengan ikhlas untuk mencari ridha Allah semata.'' (HR Abu Dawud dan Nasa'i). Imam Ali RA juga berkata, ''Orang yang ikhlas adalah orang yang memusatkan pikirannya agar setiap amal diterima oleh Allah.''

Kendati bersimbah peluh, berkuah keringat, menghabiskan tenaga, menguras pikiran, kalau tidak ikhlas, sebesar apa pun amal, sia-sia di mata Allah. Maka, sungguh rugi orang yang bertempur, mempertaruhkan nyawa dengan niat ingin disebut pahlawan, atau orang yang sedekah habis-habisan hanya ingin disebut dermawan.

Seorang sufi menuturkan, ''Ikhlas berarti engkau tidak memanggil siapa pun selain Allah SWT. Untuk menjadi saksi atas perbuatanmu.'' Ikhlas menjadi benar-benar teramat penting yang akan membuat hidup ini menjadi indah, ringan, dan bermakna.

Ikhlas akan membuat jiwa menjadi independen, merdeka, tidak dibelenggu pengharapan akan pujian. Hati menjadi tenang karena ia tidak diperbudak penantian mendapat penghargaan ataupun imbalan dari makhluk. Penantian adalah hal yang tidak nyaman, menunggu pujian atau imbalan adalah hal yang dapat meresahkan, bahkan bisa mengiris hati bila ternyata yang datang sebaliknya, caci maki. Orang yang tidak ikhlas akan banyak menemui kekecewaan dalam hidup, karena ia banyak berharap pada makhluk yang lemah, ia mengikatkan diri pada tali yang rapuh.

Jabatan tak kan membuat terpesona hati orang yang ikhlas. Ia tidak ujub dengan jabatan setinggi langit, dan tidak minder dengan jabatan yang rendah. Dalam benaknya Allah menilai bukan dari jabatan, tapi tanggung jawab terhadap amanah dari jabatannya itu. Ia sangat yakin akan janji dan jaminan Allah yang Mahakaya.

Justru imbalan manusia tiada apa-apanya dibanding imbalan Allah SWT. Sungguh tak ada risau, tak khawatir ditipu, dikhianati, bila dekat dengan seorang hamba yang ikhlas. Justru sebaliknya, orang akan merasa nyaman karena sikap dan tutur katanya menghargai dan menyejukkan, penuh manfaat, karena orang yang ikhlas perhatiannya fokus memberi yang terbaik untuk Allah yang selalu menatapnya. Imbasnya akan memberi kebaikan pada orang yang berada di kanan-kirinya. Dan Allah beri penghargaan pada mereka (QS An-Nisa [4]: 146). Subhanallah, adakah yang lebih berharga dari pemberian Allah? Maka, nikmat Tuhan manakah yang kita dustakan?

Belajar Dusta

Rasulullah Saw bersabda, "Barang siapa berkata kepada anak kecil, "Mari sini, ini aku beri" 'kemudian ia tidak memberi, maka ia adalah pendusta!" Abu Daud dan Al-Baihaqi meriwayatkan dari Abdullah bin Umar r.a. ia berkata: Pada suatu hari, ibuku memanggilku, dan Rasulullah SAW sedang bertamu di rumah kami.

Berkatalah ibuku, "wahai Abdullah, ke sinilah, nanti aku beri." Maka berkatalah Rasulullah SAW kepada ibuku, "Apa yang hendak engkau berikan kepadanya?" Saya hendak memberikan kurma kepadanya," kata ibuku. Rasulullah SAW berkata, "Jika engkau tidak memberikan sesuatu kepadanya, maka tertulislah engkau sebagai pendusta."

Dalam kehidupan sehari-hari, tanpa disadari banyak orang yang telah memberi contoh dan menanamkan kebohongan kepada anak kecil. Menjanjikan membelikan permen, mobil-mobilan atau yang lainnya hanya sekadar untuk mengambil hati si kecil untuk tujuan tertentu (misalnya agar si anak berhenti menangis).

Namun ketika tujuan tercapai, janji pada si anak tidak dipenuhi. Janji yang tidak dipenuhi inilah yang menjadikan anak kecil meniru dan mulai belajar "dusta". Anak, akan belajar tentang "amanah" dari orang yang terdekat yakni ibu-bapaknya.

Setelah itu, ia akan belajar juga dari lingkungannya (paman, bibi, tetangga, dan seterusnya). Kelak, anak kecil akan tumbuh dewasa. Tak heran bila saat ini banyak dijumpai orang dewasa atau orangtua yang berdusta, karena di masa kecilnya telah belajar berdusta.

Rasulullah SAW, sebelum diangkat menjadi Nabi, terkenal dengan predikat Al-Amin (yang dipercaya). Dengan sifat amanah, Rasulullah SAW berhasil dalam menjalankan tugasnya yang berat.

Tak ada kata terlambat untuk berbenah diri. Kita harus berusaha, dimulai dari diri kita sendiri untuk mempunyai sifat amanah. Selanjutnya, tak kalah pentingnya membentuk generasi yang bisa dipercaya walaupun hanya dengan seorang anak kecil dengan cara memenuhi janji.

Kini, kita sering menyaksikan dusta sudah demikian menjadi bagian dari kehidupan bangsa. Mari kita terbiasa untuk menjauhi tindakan dusta, dari hal-hal kecil di kehidupan sehari-hari. Insya Allah. (Istiqomah)

Belajar Mencintai Oranglain

Suatu hari ketika Rasulullah SAW duduk di antara para sahabatnya, datanglah seorang pemuda dengan agak tergesa-gesa. Sebagai seorang pemuda yang sedang bergelora, ia sering terjerumus ke hal-hal yang negatif, yaitu perbuatan zina. Ia tahu bahwa perbuatan seperti itu tidak pantas dilakukan, tetapi ia merasa sulit untuk mengatasi gelora nafsunya. Pemuda itu berkata, ''Wahai Rasulullah SAW, izinkanlah aku melakukan perbuatan zina.'' Gemparlah majelis Rasulullah SAW itu. Untuk apa pemuda itu menanyakan sesuat yang sudah jelas jawabannya, demikian kata mereka yang hadir. Bahkan tidak sedikit di antara mereka yang mencibir pertanyan pemuda itu.

Namun, Nabi Muhammad tetap bijaksana dalam menanggapi pertanyaan pemuda itu. Rasulullah berkata kepada para sahabat, ''Suruhlah pemuda itu mendekatiku.'' Maka pemuda itu pun mendekati beliau. Setelah pemuda itu duduk di dekat beliau, maka dengan lembut Rasulullah SAW berkata kepadanya, ''Wahai anak muda, apakah kamu suka bila perzinaan itu dilakukan atas diri ibumu?'' Ia menjawab, ''Tidak. Demi Allah, biarlah Allah menjadikan diriku sebagai tebusanmu.'' Beliau bersabda, ''Nah! Demikian perasaan orang lain, ia juga tidak suka bila hal itu terjadi pada diri ibunya.'' Rasulullah SAW berkata, ''Wahai anak muda, apakah kamu rela bila hal itu terjadi atas diri putrimu?

'' Ia menjawab, ''Tidak. Demi Allah, biarlah Allah menjadikan diriku sebagai tebusanmu.'' Beliau bersabda, ''Nah! Orang lain pun demikian, ia tentu tidak rela bila hal itu terjadi pada diri putrinya.'' Rasulullah SAW mengajukan pertanyaan serupa jika hal itu menimpa bibi ataupun saudara perempuannya. Pemuda itu mengemukakan jawaban yang sama. Rasulullah SAW bersabda, ''Wahai anak muda, ketahuilah bahwa tidak seorang pun yang rela terhadap perbuatan yang menodai kehormatan keluarganya.'' Kemudian beliau meletakkan tangan beliau pada pemuda tersebut seraya berkata, ''Ya Allah, ampunilah dosanya, sucikanlah hatinya, dan peliharalah kemaluannya.

'' Sesudah kejadian itu, pemuda tersebut tidak pernah lagi melakukan perbuatan yang menodai kehormatan orang lain. (HR. Ahmad). Egoisme adalah bagian dari fitrah manusia yang tidak mungkin dihilangkan, untuk itu perlu dikendalikan dengan rasa cinta terhadap sesamanya. Sebab, jika tidak, ia akan melahirkan bencana kemanusiaan. Pemerkosaan, pencurian, perampokan, pembunuhan, dan korupsi itu terjadi karena pelakunya tidak berpikir seandainya yang menjadi korban tindakannya itu adalah dirinya sendiri atau keluarganya. Oleh karena itu, Rasulullah SAW bersabda, ''Salah seorang di antara kalian belum dikatakan beriman yang sebenarnya sebelum ia mencintai saudaranya (orang lain) sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.'' (HR Bukhari). (Muhammad Bajuri)

Dialog Antara Seorang Sahabat dengan Anak Kecil

Salah seorang Sahabat pernah bercerita bahwa pada suatu hari ia masuk ke dalam salah satu masjid. Ketika itu ia melihat seorang anak laki-laki yang berumur kurang lebih sepuluh tahun sedang melakukan salat dengan khusyuknya. Setelah anak itu selesai melakukan salat, sahabat itu mendekatinya dan bertanya sesuatu kepadanya, dan terjadilah dialog antara keduanya.
"Siapa ayahmu, Nak?" tanya sahabat itu.
"Saya yatim piatu. Ayah dan ibu saya telah meninggal," jawab si anak itu.
Lalu ketika sahabat itu menawarkan diri untuk menjadi orang tua asuhnya, si anak menjawab, "Apakah tuan akan memberiku makan bila aku lapar? Memberiku minum bila aku kehausan? Memberiku pakaian bila aku memerlukannya? Dan menghidupkanku bila aku mati?"
Sahabat itu kaget atas pertanyaan terakhir. Sebab, menghidupkan seseorang setelah mati di luar kekuasaan manusia. Seakan-akan si anak itu mengemukakan argumentasi seperti yang terdapat dalam surat asy-Syu'araa' ayat 78-81 yang artinya, "Yaitu Tuhan, yang telah menciptakan aku, maka Dia menunjuki aku. Dan Tuhanku, Dia-lah yang memberi makan dan minum kepadaku, dan apabila aku sakit, Dia-lah yang menyembuhkan aku, dan Dia-lah yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkan aku kembali."
Sahabat itu menggelengkan kepalanya sambil berkata, "Adapun permintaanmu yang terakhir itu, menghidupkan sesudah mati, bukanlah kewenanganku. Aku tidak sanggup melakukannya."
Mendengar jawaban sahabat yang demikian, anak itu kemudian berpaling sambil berkata, "Kalau begitu silahkan tuan tinggalkan aku. Biarkanlah aku menghadap Allah yang menciptakan aku, yang memberi rezeki kepadaku, dan yang menghidupkan aku setelah mati."
Sahabat terdiam kagum melihat kecerdasan dan keimanan anak itu. Ia hanya bisa memandangnya berlalu dari hadapannya. Sungguh anak sekecil itu telah memiliki harta yang sangat mahal harganya, yaitu tauhid yang kuat

Hikmah Meninggalkan Perkataan Bohong

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Luqman Hakim, diceritakan pada suatu hari ada seorang yang menemui Rasulullah S.A.W. karena ingin memeluk Islam. Setelah mengucapkan dua kalimah syahadat, lelaki itu lalu berkata :
"Ya Rasulullah. Sebenarnya hamba ini selalu saja berbuat dosa dan susah untuk meninggalkannya." Maka Rasulullah menjawab : "Bisakah engkau berjanji bahwa engkau sanggup meninggalkan perkataan bohong?"
"Ya, saya berjanji" jawab lelaki itu singkat. Selepas itu, dia pun pulang ke rumahnya.
Menurut riwayat, sebelum lelaki itu memeluk agama Islam, dia sangat terkenal sebagai seorang yang jahat. Kegemarannya hanyalah mencuri, berjudi dan meminum minuman keras. Maka setelah dia memeluk agama Islam, dia berusaha untuk meninggalkan segala keburukannya itu. Karena itulah dia meminta nasihat pada Rasulullah S.A.W.
Dalam perjalanan pulang dari tempat Rasulullah S.A.W. lelaki itu berkata di dalam hatinya :
"Berat juga aku harus meninggalkan apa yang dikehendaki oleh Rasulullah itu."
Maka setiap kali hatinya terdorong untuk berbuat jahat, hati kecilnya terus mengejek.
"Berani engkau berbuat jahat. Apa jawaban kamu nanti apabila ditanya oleh Rasulullah. Sanggupkah engkau berbohong kepadanya" bisik hati kecil. Setiap kali dia berniat hendak berbuat jahat, maka dia teringat pesan Rasulullah S.A.W. dan setiap kali pulalah hatinya berkata :
"Kalau aku berbohong kepada Rasulullah berarti aku telah mengkhianati janjiku padanya. Sebaliknya jika aku berkata benar berarti aku akan menerima hukuman sebagai orang Islam. Oh Allah....sesungguhnya di dalam perkataan Rasulullah itu terkandung sebuah hikmah yang sangat berharga."
Setelah dia berjuang dengan hawa nafsunya itu, akhirnya laki-laki itu berhasil dalam perjuangannya menentang keinginan syahwatnya. Menurut hadis itu, sejak hari itu hidupnya memasuki babak baru. Dia telah berhijrah dari kejahatan kepada kemuliaan hidup seperti yang digariskan oleh Rasulullah S.A.W. Hingga akhirnya dia telah berubah menjadi mukmin yang soleh dan mulia.

Iblis selalu menggodamu

Sesungguhnya iblis berdiri di depanmu, jiwa di sebelah kananmu, nafsu di sebelah kirimu, dunia di sebelah belakangmu dan semua anggota tubuhmu berada di sekitar tubuhmu. Sedangkan Allah di atasmu.
Sementara iblis terkutuk mengajakmu meninggalkan agama, jiwa mengajakmu ke arah maksiat, nafsu mengajakmu memenuhi syahwat, dunia mengajakmu supaya memilihnya dari akhirat dan anggota tubuh menagajakmu melakukan dosa. Dan Tuhan mengajakmu masuk Syurga serta mendapat ampunan-Nya, sebagaimana firmannya yang bermaksud, "....Dan Allah mengajak ke Syurga serta menuju ampunan-Nya..."
Siapa yang memenuhi ajakan iblis, maka hilang agama dari dirinya.
Siapa yang memenuhi ajakan jiwa, maka hilang darinya nilai nyawanya.
Siapa yang memenuhi ajakan nafsunya, maka hilanglah akal dari dirinya.
Siapa yang memenuhi ajakan dunia, maka hilang akhirat dari dirinya.
Dan siapa yang memenuhi ajakan anggota tubuhnya, maka hilang syurga dari dirinya.
Dan siapa yang memenuhi ajakan Allah S.W.T., maka hilang dari dirinya semua kejahatan dan ia memperolehi semua kebaikan.
Iblis adalah musuh manusia, sementara manusia adalah sasaran iblis. Oleh itu, manusia hendaklah sentiasa berwaspada sebab iblis sentiasa melihat tepat pada sasarannya.

sumber : File 1001 KisahTeladan by Heksa